Minggu, 08 Januari 2012

cahaya pada tumbuhan


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup di dunia. Bagi manusia dan hewan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu , bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Misalnya saja pada tanaman anggrek. Tanaman anggrek dalam istilah ilmiahnya disebut Orchidaceae. Anggrek disukai oleh para penggemarnya karena bunganya yang indah warna warni beraneka ragam dari kuning, hijau, biru, violet, ungu tua, merah cabai, coklat tembaga, merah bata, harumnya bunga dan kerena bunganya tahan lama, untuk anggrek bulan (Phalaenopsis) antara 1 sampai dengan 5 bulan.
Di Indonesia yang beriklim tropis ini, mempunyai ekologi yang istimewa, dari iklim hangat seperti dekat pantai, iklim sedng seperti dikaki gunung, dan iklim sejuk diatas gunung. Dengan demikian, Indonesia dapat menanam segala jenis angggrek dari seluruh dunia, mulai dari iklim tropis sampai dengan iklim sub tropis. Untuk memperoleh pertumbuhan anggrek yang optimal dan rajin berbunga maka kondisi lingkungan tanaman anggrek haruslah dalam keadaan yang optimum.


1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.      Bagaimanakah pengaruh cahaya dalam proses fotosintesis?
1.2.2.      Bagaimanakah pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek?
1.2.3.      Bagaimanakah perbedaan pertumbuhan tanaman anggrek yang diberi naungan dan tanpa naungan?

1.3. Tujuan
1.3.1.      Untuk mengetahui pengaruh cahaya dalam proses fotosintesis.
1.3.2.      Untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman anggrek.
1.3.3.      Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman anggrek yang diberi naungan dan tanpa naungan.

1.4.  Manfaat
Manfaat yang kita ambil adalah kita dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

A.  Proses Fotosintesis
Proses fotosintesis adalah proses pengolahan bahan dari luar tanaman seperti air, CO2, nutrisi,  yang akan digunakan untuk kebutuhan hidup, memperbaiki kerusakan sel, dan sebagai sumber energi serta untuk membentuk cadangan makanan bagi tanaman.
Pada siang hari apabila mendung maka proses asimilasi akan berkurang. Dan bila temperatur tinggi, maka tanaman akan kehilangan cadangan makanan, karena proses disimilasi juga tinggi. Proses disimilasi adalah proses membongkar dan menguraikan zat-zat cadangan makanan yang akan dijadikan energi panas atau energi lainnya. Proses disimilasi akan terjadi lebih giat apabila temperatur lingkungannya panas.
Sebaliknya bila cahaya cerah dan temperatur agak rendah, maka tanaman akan terjadi pertumbuhan.

B.  Tanaman Anggrek
Tanaman anggrek dalam istilah ilmiahnya disebut Orchidaceae. Anggrek disukai oleh para penggemarnya karena bunganya yang indah warna warni beraneka ragam dari kuning, hijau, biru, violet, ungu tua, merah cabai, coklat tembaga, merah bata, harumnya bunga dan kerena bunganya tahan lama, untuk anggrek bulan (Phalaenopsis) antara 1 sampai dengan 5 bulan.
Indonesia beriklim tropis, mempunyai ekologi yang istimewa, dari iklim hangat seperti dekat pantai, iklim sedang seperti dikaki gunung, dan iklim sejuk diatas gunung. Dengan demikian sebenarnya Indonesia dapat ,menanam segala jenis angggrek dari seluruh dunia, mulai dari iklim tropis sampai dengan iklim sub tropis. Untuk memperoleh pertumbuhan anggrek yang optimal dan rajin berbunga maka kondisi lingkungan tanaman anggrek haruslah dalam keadaan yang optimum. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan anggrek yaitu faktor makro dan faktor mikro.
Faktor makro meliputi:
1.    Cahaya matahari
2.    Suhu udara
3.    Kelembaban
4.    Awan
5.    Angin
6.    O2 dan CO2
7.    Pencemaran udara
Faktor mikro (faktor edatif) yaitu media tumbuh yang meliputi:
1.    Unsur hara
2.    Tekstur
3.    Struktur media
4.    Komposisi larutan
5.    Komposisi udara media terutama O2 dn CO2

C.  Anggrek dan Kebutuhan Cahaya Matahari
Anggrek untuk hidupnya mutlak membutuhkan cahaya matahari. Kebutuhan tanaman anggrek terhadp intensitas cahaya matahari berbeda-beda tergantung pada jenisnya, ada yang membutuhkan cahaya matahari yang banyak, tetapi ada pula jenis yang membutuhkan hanya sedikit. Menurut Simon & Schusters (19) mengemukakan bahwa anggrek Dendrobium memerlukan cahaya matahari penuh (full sun) sedang Cattleya labiata, Cymbidium sp., Cypridium calceolus, dan Phalaenopsis sp memerlukan cahaya matahari sebagian di naungi (semishade).
Menurut S.M. latif (1960) mengemukakan bahwa untuk anggrek Arachnis (anggrek laba-laba = kalajengking) dapat tumbuh di tanah dan dalam panas matahari langsung (full sun), untuk di pegunungan tinggi hidupnya cukup baik asal mendapatkan panas matahari. Anggrek Dendrobium hampir semuanya menghendaki udara yang panas dan mendapatkan panas pada siang hari. Anggrek Paphiopedilum habitat aslinya tumbuh berada terlindungi di bawah pohon. Anggrek Phalaenopsis semua jenisnya menyukai terang. Dan anggrek Vanda ditanam pada tempat panas.
Menurut Yos Sutiyono (19) mengemukakan bahwa anggrek Cattleya, Oncidium, Vanda pada umumnya hidup ditempat yang ternaungi. Sebaiknya anggrek Vanda terete (Vanda pensil), Arachnis, Aranda, Renanthera, Renanthanda, dan Aeridachnis memerlukan cahaya matahari dalam jumlah yang lebih banyak.
Menurut Sugeng Sri Lestari (1985) mengemukakan bahwa anggrek Phalaenopsis membutuhkan banyak sinar matahari tetapi memerlukan juga peredah yang agak lembab, terutama ia hanya memerlukan sedikit saja sinar yang secara langsung mengenainya. Anggrek Cattleya menyukai sinar matahari yang cerah, tetapi tidak dapat menerima sepenuhnya sinar matahari, maksimum 60 % dapat menerima sinar matahari pada tanaman dewasa. Dan anggrek Vanda teres ditanam ditanah pada tempat yang terkena sinar matahari penuh dan juga tahan sengatan matahari.
Menurut Susiani Purbaningsih (1988) mengemukakan bahwa anggrek komunitas pot (pembibitan) tidak terkena cahaya matahari secara langsung dan kebutuhannya berkisar antara 800-1.500 f.c. Menurut Moeso Suryowinoto (1988) mengemukakan bahwa kebutuhan jenis anggrek terhadap sinar matahari berbeda-beda tergantung jenisnya:


Jenis anggrek menurut intensitas cahaya:
a.    Paphiopedilum 10 – 15 %
b.    Aerides 15 – 30 %
c.    Vanda 20 - 30 %
d.   Phalaenopsis 10 – 40 %
e.    Cattlleya 20 – 40 %
f.     Dendrobium 50 – 65 %
g.    Oncidium 60 - 75 %

Secara garis besar dibedakan kreteria penyinaran cahaya matahari kedalam empat kelompok:
1.    Sinar kuat, berarti sinar matahari penuh atau 100 % tidak ada penghalang / peneduh, ini ada di daerah tropis.
2.    Agak teduh, intensitas sinar matahari 50 – 100 %. Adanya peneduh, kalau berupa tirai adalah masih ada antara untuk masuknya cahaya yang cukup. Peneduh yang berupa pohon biasanya pohon yang mempunyai daun majemuk yang tips seperti : Flamboyan, sengon, petai, petai cina, asam, pinus dan lain-lain.
3.    Setengah teduh, intensitas cahaya yang menjadikan keadaan setengah teduh menggambarkan kondisi cahaya matahari yang masuk sebesar 50 %. Biasanya digunakan tirai kain, plastik bening disemprot cat putih susu, dapat pula dipakai tirai bambu.
4.    Teduh sekali, suatu keadaan dimana sinar matahari tidak diterima langsung oleh tanaman, tetapi sinar diperoleh dari difrasi / pemancaran diffuse. Disini intesitas cahaya matahari besarnya kurang dari 5 %.
Berdasarkan ekologinya terhadap penerimmaan cahaya, tanaman diklasifikasikan sebagai berikut:
1.    Heliofit, yaitu tanaman yang tumbuh baik jika kena cahaya matahari penuh.
2.    Skiofit, yaitu tanaman yang tumbuh baik di intensitas cahaya yang lebih rendah.
Tanaman anggrek termasuk golongan heliofit sekaligus skioit tergantung jenis anggreknya. Skiofit berbeda dengan helioffit dalam kemampuannya untuk menambah kadar klorofil pada intensitas cahaya yang rendah. Skiofit kemungkinan tidak dapat membentuk klorofil dengan cepat, jika tanaman tersebut terkena cahaya matahari penuh. Cahaya yang terus menerus akan merusak klorofil sehingga akan menghalangi fotosistesis.





BAB 3
PEMBAHASAN

1.    Pengaruh cahaya dalam Proses Fotosintesis
Dalam proses fotosintesis, cahaya berpengaruh melalui intensitas, kualitas dan lamanya penyinaran, tetapi yang terpenting adalah intensitasnya. Intensitas cahaya berpengaruh terhadap pembesaran dan differensiasi sel. Sehubungan dengan laju fotosintesis, intensitas cahaya yang semakin tinggi mengakibatkan lalu fotosisntesis semakin tidak bertambah lagi walaupun intensitas cahaya terus bertambah. Batas ini disebut titik saturasi cahaya atau titik jenuh cahaya (ligh saturation point). Pada keadaan ini, cahaya bukan sebagai sumber energi maupun sebagai bentuk, tetapi cahaya mengakibatkan temperatur daun meningkat, sebagai akibat menutupnya stomata, sehingga sebagaian klorofil menjadi pecah dan rusak (fotodestruktif).
Pada intensitas cahaya yang semakin menurun sampai batas tertentu jumlah O2 yang dikeluarkan oleh proses fotosintesis sama dengan jumlah O2 yang diperlukan oleh proses respirasi. Batas ini disebut titik kompensasi cahaya (light compensation point). Oleh karena itu setiap jenis tanaman mempunyai batas titik kompensasi cahaya dan titik saturasi cahaya yang tidak sama. Tanaman yang menerima cahaya diatas intensitas cahaya yang optimal daunnya menunjukkan lebih tebal dengan jumlah klorofil lebih kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Kramer dan Kozlowneski (1979) bahwa kandungan klorofil tanaman di bawah naungan lebih besar per satuan berat kering dibandingkan dengan tanaman yang terbuka, mampunyai daun yang lebih tebal, sehingga volumenya lebih besar per satuan luas.

2.    Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman Anggrek
Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan, tanpa adanya cahaya matahari kehidupan tidak akan ada. Bagi pertumbuhan tanaman ternyata pengaruh cahaya selain ditentukan oleh kualitasnya ternyata ditentukan intensitasnya. Intensitas cahaya berpengaruh nyata terhadap sifat morfologi tanaman. Tanaman yang mendapatkan cahaya matahari dengan intensitas yang tinggi menyebabkan lilit batang tumbuh lebih cepat, susunan pembuluh kayu lebih sempurna, internodianya lebih pendek, daun lebih tebal, tetapi ukurannya lebih kecil dibanding dengan tanaman yang terlindung.
Beberapa efek dari cahaya matahari yang penuh (yang melebihi) kebutuhan optimum dapat menyebabkan layu, fotosistesis lambat, laju respirasi meningkat tetapi cenderung mempertinggi daya tahan tanaman. Intensitas cahaya yang tinggi di daerah tropis tidak seluruhnya dapat digunakan oleh tanaman. Energi cahaya matahari yang digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis berkisar antar 0,5 – 2,0 % dari jumlah total energi yang tersedia. Sehingga hasil fotosintesis berkurang apabila intensitas cahaya kurang dari batas optimum yang dibutuhkan oleh tanaman, yang tergantung pada jenis tanaman. Hal ini juga berlaku terhadap jenis-jenis anggrek.
Bila cahaya matahari kurang, karena tanaman anggrek berada dalam keadaan terlalu teduh, maka proses fotosintesis akan berkurang, sehingga hidrat arang sebagai hasil proses tersebut juga kurang jumlahnya. Bila tanaman kurang dapat menghasilkan hidrat arang maka energipun hanya dihasilkan sedikit saja, sedangkan energi perlu untuk akar menyerap air berikut zat hara dan mendorong ke bagian tanaman lainnya.
Dalam keteduhan, sel dibentuk oleh tanaman anggrek adalah sel yang besar, tetapi gembos, karena encernya protoplasma didalam sel tanamannya. Tanaman akan panjang ruas-ruasnya (karena beretilasi) karena tanaman ingin mengejar matahari dengan cepat, tanaman anggrek terlihat pucat, lemah. Tanaman akan lebih mudah menguapkan air karena kutikula/lapisan lilin pada permukaan daun sangat tipis.
Di dalam ruangan yang mempunyai intensitas cahaya sangat rendah, pertumbuhan ruas (internodia) menjadi sangat lambat dan perkembangan daun menjadi tertekan secara lemah dan pucat (etiolasi). Cahaya matahari dengan assimilasinya akan menyebabkan hidrat arang pada suatu waktu mencapai nilai ambang yang merupakan rangasan untuk tanaman anggrek berbunga. Dengan keteduhan yang berlebihan, maka nilai ambang ini tidak akan tercapai, sehingga bungapun tidak dihasilkan.
Disamping itu intensitas cahaya matahari mempengaruhi kualitas bunga. Intensitas cahaya kurang warna bunganya tidak secerah bunga yang cukup cahaya matahari. Tekstur / ketebalan bunga tidak seberapa sehingga bunga mudah sekali layu dan cepat gugur. Pengurangan sinar dari suatu tanaman yang telah optimal sinarnya, suhunya dan kelembabannya akan menyebabkan pengurangan pertumbuhan akar dan tanaman menunjukkan gejala etiolasi. Kebutuhan cahaya matahari dan temperatur berbeda untuk setiap jenis tanaman anggrek. Ada jenis anggrek yang tidak tahan terhadap cahaya matahari langsung, misalnya Cattleya, Dendrobium atau Phalaenopsis. Bila cahaya matahari kurang, daun tanaman menjadi berwarna hijau tua, bunga tidak mau keluar, rentan terhadap serangan hama dan penyakit, serta pertumbuhan tanaman kurang baik. Sedangkan bila cahaya matahari berlebih, tanaman menjadi kekuning-kuningan, dan kadang-kadang sampai terbakar. Terjadi pembongkaran cadangan makanan yang berlebih, pertumbuhan terhambat, dan bila berlanjut tanaman akan mati.
Kebutuhan cahaya matahari (%) dan temperatur (OC) untuk beberapa jenis tanaman anggrek (Tom Gunadi, 1979):
Jenis Anggrek
% cahaya matahari
Temperatur (OC)
Malam
Siang
Cattleya
50 ~ 60
13 ~ 16
19 ~ 24
Dendrobium
50 ~ 60
15 ~ 16
25 ~ 27
Oncidium
60
15 ~ 18
27
Paphiopedilum (daun hijau)
10 ~ 15
13
21 ~ 25
Paphiopedilum (daun lurik)
20 ~ 30
15 ~ 19
27
Phalaenopsis
15 ~ 30
19
27
Vanda (pensil)
100
21
28
Vanda (sabuk)
30 ~ 50
21
28
3.    Perbedaan Pertumbuhan Tanaman Anggrek yang Diberi Naungan dan Tanpa Naungan
Tanaman anggrek yang menerima intensitas cahaya yang semakin tinggi, jumlah daunnya semakin sedikit. Pertambahan jumlah daun maksimum dicapai pada intensitas kira-kira 50 % terhadap cahaya penuh. Dan menunjukkan bahwa jumlah klorofil daun mempunyai kecenderungan untuk menurun dengan menaiknya intensitas cahaya. Jumlah klorofil daun erat hubungannya dengan proses fotosintesis, sebab secara langsung akan mempengaruhi laju fotosintesiss. Laju fotosintesis menunjukkan kenaikan dengan naiknya intensitas cahaya, tetapi laju fotosintesis akan menurun setelah melewati titik saturasi cahaya.
Pengaturan cahaya matahari yang sesuai dengan kebutuhannya akan membuat kehidupannya lebih baik, tumbuhan subur, warna daun hijau sehat, berbunga pada waktunya, dan juga tidak mudah terserang hama dan penyakit. Untuk mengatur kebutuhan cahaya matahari bisa digunakan naungan. Naungan digunakan untuk menciptkan iklim mikro. Pemberian naungan akan mengurangi radiasi yang diterima tanaman dan mengakibatkan adanya perubahan-perubahan unsur-unsur iklim seperti suhu udara dan kelembaban udara di sekitar daerah pertanaman.
Pengaruh yang nyata dari penggunaan naungan baru dapat terlihat pada tanaman berbunga. Pemberian naungan 55% memberikan hasil yang terbaik pada pertumbuhan / penambahan jumlah tangkai bunga per pot bila dibandingkan dengan tanaman yang diberi naungan 65% dan 75%. Begitupun, untuk jumlah kuntum bunga per tangkai, tanaman yang diberikan naungan 55% memberikan hasil paling baik (paling banyak kuntum bunga per tangkai). Dengan kata lain, untuk menumbuhkan bunga pada anggrek maka paling baik digunakan naungan yang memberikan intensitas cahaya sebesar 55%.
Penggunaan naungan dalam budidaya anggrek sangat penting. Cahaya matahari sangat penting untuk berlangsungnya proses fotosintesis yang akan menghasilkan energi untuk tanaman agar dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Oleh karena itu, bila kekurangan cahaya maka pertumbuhan akan terhambat namun di sisi lain jika kelebihan cahaya maka akan mengakibatkan kerusakan pada tanaman, seperti klorosis dengan gejala ujung tanaman mengering. Pemilihan naungan yang tepat agar memberikan cahaya pada tingkat optimum sangat diperlukan untuk menghasilkan anggrek yang berkualitas.
Pemberian naungan pada tanaman baik secara alami & buatan, akan berarti mengurangi intensitas cahaya yang diterima oleh tanaman tersebut, hal ini akan mempengaruhi pertumbuhan maupun hasil tanaman. Tanaman yang kurang mendapatkan cahaya matahari akan mempunyai akar yang pendek. Cahaya matahari penuh menghasilkan akar lebih panjang dan lebih bercabang. Tanaman anggrek yang cukup sinar matahari perakaran akan berkembang lebih baik, jumlah akar akan banyak, ukurannya besar dan banyak bercabang.




BAB 4
KESIMPULAN

Setiap jenis anggrek membutuhkan intensitas cahaya matahari yang berbeda-beda. Pertumbuhan tanaman anggrek yang optimal, salah satu faktornya adalah apabila diberikan kebutuhan intensitas cahaya mahatari secara optimal. Intensitas cahaya matahari yang melebihi kebutuhan optimal tanaman anggrek, menyebabkan pertumbuhannya terhambat, ukuran daun lebih kecil, klorofil daun akan menjadi rusak, kemudian daun menjadi kekuningan = klorosis, dan meningkat daun menunjukkan gejala terbakar. Sedangkan intensitas cahaya matahari yang lebih rendah dari kebutuhan optimal tanaman anggrek akan menunjukkan bahwa daunnya tidak tebal, lebih hijau daunnya, peerakarannya berkurang, ruas-ruasnya lebih panjang (gejala etiolasi), bunganya berukang dan warna bunganya tidak cerah.
Naungan digunakan untuk mengatur kebutuhan cahaya matahari. Pengaturan cahaya matahari yang sesuai dengan kebutuhannya akan membuat kehidupannya lebih baik, tumbuhan subur, warna daun hijau sehat, berbunga pada waktunya, dan juga tidak mudah terserang hama dan penyakit.


DAFTAR PUSTAKA

Kimball JW. 1992. Biologi Jilid 1. Erlangga, Jakarta.
http://www.biologycorner.com/resources/photosynthesis-overview.gif




1 komentar: